Kegiatan Pendidikan

on Kamis, 19 Januari 2012

Pondok Pesantren Al Baqiyatush Shalihat, sejak awal berdiri sudah menyelenggarakan pendidikan kepesantrenan ( Kurikulum Salafi ), yang menjadi tujuan utama dalam pendidikan pesantren ini.
Pendidikan kepesantrenan ini dibagi dalam tiga jenjang :

1.      Madrasah Diniyyah Awwaliyah ( MDA / MI ), sedangkan materi yang di berikan adalah Al Quran, Praktek Ibadah, Imla’, Nahwu, Shorof, Tajwid, Dll.
2.      Madrasah Diniyyah Wustha (MDW / MTS ), sedangkan materi yang diberikan adalah Al Quran, Nahwu, Shorof, Fiqh, Faraidh, Dll.
3.      Madrasah Diniyyah Ulya ( MDU / MA ), sedangkan materi yang diberikan adalah Nahwu, Shorof, Tauhid, Fiqh, U.fiqh, Mantiq, ‘Arudh, Dll.

Ciri – ciri Khas yang menjadi kajian utama, dan unggulan di pondok pesantren ini adalah kitab – kitab salafiyyah yang meliputi :

Fiqh             : Fiqh Al Wadhih, Fathul Qorib, Fathul Mu’in, Dll.
Tauhid          : Durusul ‘Aqoid, Tijan Addarari, Aqidatul Awwam, Khusnul Hamidiyyah, Dll.
Akhlaq         : Ta’limul Muta’allim, Kifayatul Atqiya’, Minhajul ‘Abidin, Dll.
Nahwu         : Matan Ajrumiyyah, Mukhtasar Jiddan, Kawakib, ‘Imrithi, Dll. 
Sharaf          : Al Amtsilah Attashrifiyyah, Qawaidush Sharfi, Shabiluzh Zharaf, Dll.
Hadits             : Arba’in Annawawi, Bulughul Maram, Dll.

KEADAAN MASYARAKAT DI SKITAR PONDOK PESANTREN


Masyarakat Desa Parit Gopong dan disekitarnya bermayoritas Agama Islam, kehidupan ekonomi mereka dalam tahap menengah kebawah, dari aspek masyarakaat merasa terbantu dengan banyaknya santri yang belanja disekitar Pondok Pesntren, dan hal itu memang tidak dibatasi oleh pihak pondok. Setiap hari siang maupun malam, terlihat banyaknya abang ojek yang tergabung dalam persatuan ojek ABSHAH, mangkal di depan pondok yang siap mengantar santri keberbagai tujuan.

Dari aspek sosial kemasyarakatan menunjukan bahwa masyarakat parit gompong memiliki ikatan sosial yang tinggi yang di landasi semangat persatuan dan kesatuan.

DARI MAJLIM TA’LIM KEPONDOK PASANTREN



Di tengah – tengah pembangunan Majlis Ta’lim Ilmi Wadzikri ini terpikir oleh panitia bahwa panitia tempat ini hanya di gunakan setahun sekali, yaitu pada peringata Syekh Abdul Qadir Jailani saja, dan hal itu dirasa kurang banyak manfaatnya. Lalu timbulah pemikiran baru untuk memanfaatkan gedung ini sebagai wadah lembaga pendidikan berupa Pondok pesantern.

Kemudian di bentklah kepengurusan pondok pesantren ini, dengan nama podok pesantren AL – “Baqiatush Shalihat “ Majlis Ta’lim AL – Hidayah Kuala Tungkal. Dengan terbangunnya gedung utama dan di tambah beberapa buah asrama santri serta sarana dan prasarana lainnya, maka kemudian mulailah untuk di fungsikan sebagainpondok pesantren.

Tepat pada tanggal 2 Dzul Qa’dah 1414 H, bertepatan 17 April 1994 M, Pondok Pesantren ini dirsmikan dan di iringi dengan pelejaran pedana yang diberikan oleh AL – Mukarram KH.M. Ali Bin Abdul Wahhab, yang juga sebagai pengasuh pondok.

PEMBANGUNAN GEDUNG CIKAL BAKAL PESANTREN


Dengan membaca Basmalah pada tanggal 30 Sya’ban 1413 H, bertepatan pada tanggal 22 Februari 1993 M, penancapan pertama untuk pembangunan gedung yang sedianya untuk tempat peringatan haul ini pun dimulai, dengan penyandang dana awal H.M. Syahruddin Zen.

Bangunan gedung pertama ini bernama MAJLIS ‘ILMI WADZIKRI, berukuran 26 x 16 M . Dengan kapasitas lebih kurang 1.000 ( seribu ) jamaah.

BERMULA DARI HAUL SYEKH ABDUL QADIR AL – JAILANI


Pengikut Tariqah Qadariyyah Naqsabandiyyah yang telah di bai’at biasanya mengadakan haul hari wafatnya Syekh Abdul Qadir AL – Jailani yaitu tiap – tiap 11 Rabiul Akhir , begitu pulalah yang di laksanakan oleh KH.M.Ali Bin Abdul Wahhab bersama – sama masyarakat yang terhimpun dalam pengajian beliau. Setiap tahun memperingati haul Syekh Abdul Qadir AL – Jailani di masjid Agung AL- Istiqamah Kuala Tungkal.

Tahun demi tahun para hadirin yang mengikuti Haul Syekh Abdul Qadir AL – Jailani , yang di laksanakan di Mesjid Agung AL – Istiqamah sangat banyak , sehingga tidak tertampung lagi karna banyaknya hadirin yang hadir di acara ini. Hingga timbul keinginan untuk membuat tempat khusus untuk untuk peringatan Haul ini. Ide ini di ajukan kepada dewan pengurus pengajian MAJLIS ‘ILMI WADZIKRI AL- HIDAYAH yang telah di bentuk kepengurusan sejak pengambilan Thariqah Qadariyyah Naqsabandiyyah.

Ide itupun di sepakati dengan lokasi pembangunan gedung di Parit Gompong Kelurehan Tungkal Harapan Kuala Tungkal.

Awal Karier


Bermula dari pengajian Agama di pimpin oleh KH. M Ali Wahhab yang bertempat dirumah beliau sejak tahun 1957 M.

Pengajian tersebut terus berjalan, pada tahun 1979 beliau mengundang SYEKH M. NAWAWI yang bermukim di Berjan Purworejo Jawa Tengah, untuk melakukan bai’at Thoriqoh Qodiriyah Naqsabandiyyah. Diantara yang ikut bai’at pada hari itu adalah KH. M. Subly Bin M. Ismail, dan Yuan Guru H. Ahmad Bukhori, Dll.

Kurang lebih 28 Tahun berjalan mengikuti pengajian yang di laksanakan di rumah beliau ini dari masa kemasa terus bertambah, puncaknya pada tahun 1985, rumah beliau yang cukup luas, tak tertampung lagi untuk jamaah pengajian dan akhirnya diputuskan untuk pindah di Medjid Agung Al-Istiqomah, yang tempatnya persis didepan runah beliau.

Tentang KH. M Ali Wahhab


Beliau lahir di desa Pasar Arba’ Bram Itam Kanan Kuala Tungkal. Orang tua beliau, ayah yang bernama Tuan guru H. Wahhab, dan ibu beliau bernama HJ. Ruqoyyah. Beliau anak pertama dari empat bersaudara yaitu :

1.      KH. M Ali Wahhab
2.      KH. Abdullah
3.      HJ. Mursyidah, istri dari H. Mahmud Sholeh Ramli
4.      HJ. Abbasyiah, istri dari KH. M Alwi Syibli

Beliau menikah pada tahun 1957 dengan HJ. Fathimah dan memiliki lima orang anak, yaitu :

1.      H. Ahmad Fauzi
2.      HJ. Fauziyyah istri dari KH.ABD Hamid Kurnain
3.      Drs. Haji Abdul lhathif MA. (Dosen IAIN STS Jambi )
4.      Drs H. Anwar Sadat MA. ( Dosen IAIN STS Jambi
5.      H. ABD Hakim Sag. ( Staf pengajar PP Al Baqiyatush Shalihat Kuala Tungkal )